SENYUMAN
ITU...
Kufikir
ini hanyalah perasaan biasa saja. Kekaguman seorang akhwat terhadap akhlak
mulia seorang ikhwan. Ternyata salah, perasaan ini terus tumbuh hingga
menimbulkan rasa sakit didada. Kufikir, aku sakit jantung. Ternyata lagi-lagi
aku salah. Ini bukan sakit jantung, tapi ini cinta.
Setelah
habis pulang kuliah, aku selalu bersemangat menuju ke mushollah. Karena saat
itu aku bisa melihatnya, terutama senyuman manis yang terukir indah
dibibirnya.Setiap kali berdekatan dengannya, degupan jantung ini semakin
kencang berdetak, diri bagaikan melayang jauh.
Detik-detik
terus kulalui bersamanya dan Kami sering menghabiskan waktu untuk melaksanakan
mentoring dan membahas hal-hal yang tidak kami ketahui. Dan disaat itulah
benih-benih cinta yang dianugerahkan Allah tumbuh untukku padanya.
Setiap
hari bahkan dalam 5 waktu ku selalu kusebut namanya yang selalu menghiasi
setiap sudut doaku. Deraian airmata terus bercucuran mengingat betapa besarnya
cintaku ini terhadapnya. Namun waktu terus bergulir dengan cepatnya. Sekarang
ia sibuk dengan skripsinya, sehingga membuat ku sulit untuk berjumpa dengannya.
Perih,sakit
! itu sudah pasti. Tapi ku selalu mendoakan yang terbaik untuknya. Karena
kuyakin akan janji Allah pada umatnya.
“Perempuan-perempuan yang keji untuk
laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang
keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik,
dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)’’ (Qs An-Nur
26)
Tepat
pada hari ini, dimana ia akan wisuda. Ingin rasanya aku melihatnya saat-saat ia
diwisuda. Memberikan selamat atas kerja kerasnya selama ini. tapi aku tak bisa.
Hanya surat inilah sebagai perantara diriku yang kutitipkan kepada temanku.
“
aku titip surat ini ya untuknya “ pintaku pada temanku dan segera mengambil
surat yang kuberikan. Ia tersenyum.
“
pasti kusampaikan kok.” Jawabnya “ kamu harus tetap semangat ya. Ada gak ada
dirinya, kamu harus tetap menjalani hidup ini. kalau jodoh gakkan kemana. Dan
kamu juga bilang, bila Allah menakdirkanmu untuk terus melihat senyumannya,
maka Allah akan memberikan senyumannya untukmu “ ujarnya. aku tersenyum.
***
Dia
berjalan keluar dengan bangga, menghampiri kedua orang tuanya yang sedari tadi
menunggunya. Segera ia memeluk kedua orang tuanya. Meluapkan rasa kebahagiaan
karena perjuangannya selama 4 tahun tidaklah sia-sia. Temanku berjalan
menghampirinya, kemudian memanggilnya.
“
kak “ panggilnya. Dia menoleh dan tersenyum. Temanku menyerahkan amplop
berwarna biru kepadanya. Ia mengambil amplop itu dan memandang kearah temanku.
“
dari Sari, dibaca yah setelah sampai dirumah. “ pinta temanku itu. Kemudian ia
melangkah menjauh meninggalkannya sendiri. Ia menatap amplop biru itu, menatap
penuh rasa heran.
***
Assalamualaikum wr. Wb.
Kepada ikhwan terkasih yang dicintai
Allah SWT.
Setiap hembusan nafas dalam 5
waktuku, selalu namamu yang menghiasi doaku.
Kekaguman hati membawakanku pada
perasaan itu..
Perasaan cinta anugerah dari sang
Illahi
Berawal dari senyumanmu kemudian
turun kehati atas izin Illahi.
kusampaikan pesan rindu yang selama
ini tak kesampaian.
Kepadamu ikhwan terkasih, asal
engkau tau..
Sudah lama ku memendam rasa ini,
berusaha mencintaimu setulus hati, walau ku tau kau tak membalas
Tapi kuselalu setia menanti,
berharap janji Allah kan terpatri pada kita nanti.
Dan asal engkau tahu, selama ini aku
merinduimu, menahan sakit karenamu.. dan terus mencintaimu karena Allah Ta’ala.
Dari diriku..
Yang terus mencintaimu karena Allah
Ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar